Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

Puluhan Pelajar Disabilitas Kudus Ikuti Pelatihan Ecoprint, Dilatih Keterampilan dan Literasi

Puluhan pelajar disabilitas dari SLB Negeri Kaliwungu dan SLB Negeri Purwosari mengikuti pelatihan ecoprint Dinarpus Kabupaten Kudus.

Penulis: Saiful Ma sum | Editor: M Zainal Arifin
Tribunjateng.com/Saiful Ma'sum
TUNJUKKAN KARYA - Peserta pelatihan ecoprint dari SLB Negeri Kaliwungu dan SLB Negeri Purwosari menunjukkan hasil pelatihan, Selasa (4/11/2025). Sebanyak 25 pelajar dari dua sekolah SLB mengikuti pelatihan ecoprint di Dinarpus Kabupaten Kudus. (Tribun Jateng/Saiful Ma'sum) 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Halaman Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Dinarpus) Kabupaten Kudus mendadak ramai dengan kehadiran puluhan pelajar disabilitas dari SLB Negeri Kaliwungu dan SLB Negeri Purwosari, Selasa (4/11/2025).

Sebanyak 25 pelajar dari dua SLB datang tidak hanya mengunjungi perpustakaan daerah.

Mereka juga berlatih keterampilan di bidang ecoprint guna melatih bakat skill masing-masing.

Para pelajar disabilitas dilatih membuat produk tas dari kain dengan metode ecoprint.

Pada teknik pounding dengan cara memukul daun ke kain dengan alat khusus, antusias mereka meningkat.

Tahapan ini menjadi kegiatan menarik bagi para pelajar SLB layaknya wahana bermain.

Satu di antaranya Dewi Putri Sasanti pelajar kelas IX SLB Kaliwungu.

Putri merupakan bagian dari penyandang disabilitas tunagrahita yang terpilih mengikuti kegiatan pelatihan ecoprint.

Keterampilan ecoprint kali ini merupakan uji coba kedua setelah praktik pertama dilakukan di sekolah beberapa waktu lalu.

Namun, pada percobaan pertamanya tidak mendapatkan hasil yang bagus dan maksimal.

Baca juga: Bencana Intai Kudus saat Musim Hujan, Sam’ani: Perlu Peningkatan Kesiapsiagaan

Hasil tersebut dikembangkan kembali pada pelatihan kali ini dengan hasil sebuah tas kain ecoprint.

"Seru, apalagi pas pukul-pukul daun dengan alat, seperti bermain," terangnya.

Sebagai bagian dari pelajar pada umumnya, Putri ingin suatu saat bisa menghasilkan produk ecoprint yang bernilai jual.

Tentunya dengan produk yang berkualitas dan bisa dikenal luas.

"Nanti dilanjutin di sekolah," tuturnya.

Waka Kesiswaan SLB Negeri Kaliwungu, Nony Dias menerangkan, mayoritas pelajar SLB Negeri Kaliwungu belum pernah dilatih keterampilan ecoprint.

Pada momentum kali ini, pihaknya menggelar program outingclass dengan edukasi ecoprint menggandeng SLB Negeri Purwosari.

Melibatkan pelajar dari kategori tunagrahita dan tunarungu yang masih memungkinkan untuk diajak praktik keterampilan di luar sekolah.

"Semua bahan disiapkan dari dinas, kami difasilitasi lengkap. Kami libatkan anak-anak yang masih bisa diajak komunikasi," tuturnya.

Lebih lanjut, tantangan utama bagi peserta disabilitas adalah emosional masing-masing anak yang berbeda-beda.

Ada kalanya anak dengan segala keterbatasannya cenderung tidak sabaran dan ingin cepat-cepat selesai.

Padahal dalam proses ecoprint tidak ada yang instan, tentunya membutuhkan proses dan waktu yang lebih panjang.

Namun, setidaknya anak-anak SLB bisa mengikuti keterampilan skill dan belajar sosialisasi dengan lingkungan sambil melatih skill.

"Ada beberapa proses yang belum bisa dilakukan di tempat berlatih, seperti proses penjemuran dan pewarnaan. Nanti hasil yang ada kami bawa ke sekolah, kita lanjutkan prosesnya di sekolah," jelasnya.

Baca juga: KPK Turun Gunung di Kudus: Bongkar 8 Poin Kritis Mulai Anggaran hingga Pengadaan Barang dan Jasa

Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Dinarpus) Kabupaten Kudus, Mutrikah menyampaikan, edukasi ecoprint merupakan bagian dari program Dinarpus dalam menarik pelajar datang ke perpustakaan daerah Kabupaten Kudus.

Mereka dilatih berbagai skill keterampilan, selanjutnya diajak untuk mengunjungi perpustakaan daerah.

Sebagai Kepala Dinarpus, Mutrikah ingin bekal keterampilan yang didapatkan masing-masing peserta ecoprint sebagai jembatan lahirnya karya-karya hebat dari tangan dingin pelajar berkebutuhan khusus.

"Ketika lulus sekolah bisa membuat keterampilan ini, bisa dijual mendapatkan nilai ekonomi. Misalnya buat dompet, tas, sepatu, sandal dan produk lainnya"ucapnya.

Dia berharap semakin banyak pelajar datang ke Dinarpus Kabupaten Kudus, mempertegas semakin meningkat literasi membaca di Kabupaten Kudus.

"Sambil belajar keterampilan bisa berkunjung ke perpustakaan untuk meningkatkan literasi membaca. Nanti kami kembangkan program ini dengan edukasi menyeduh kopi, menulis dan lain-lain," ucapnnya.

Baca juga: Program MBG Polres Kudus Sisipkan Edukasi Budaya Lewat Ragam Kuliner Khas Nusantara

Mutrikah menegaskan, pelajar disabilitas perlu didorong agar memiliki kemampuan yang bisa dimaksimalkan.

Semangat masing-masing harus didukung agar mereka dapat bekal untuk menyongsong masa depan yang lebih cerah.

Minimal masing-masing peserta dapat menghasilkan produk kerajinan yang bernilai jual.

Terkhusus bagi mereka yang memiliki potensi besar di bidang keterampilan.

"Karya yang bisa bernilai ekonomi, utamanya bagi mereka yang punya potensi untuk bisa dimaksimalkan kemampuannya."

"Masa depan mereka merupakan tanggungjawab kita. Kami juga akan fasilitasi bagi sekolah lain. Termasuk edukasi ke tenaga pendidik untuk menularkan kepada anak-anak di sekolah," tuturnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved