Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Pekalongan

2 Strategi Atasi Kemiskinan Ekstrem di Kota Pekalongan, Berikut Penjelasan Lengkapnya

Meskipun turun, ternyata dari data percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem (P3KE) masih ada sekira 25.498 jiwa yang merupakan miskin ekstrem.

Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/INDRA DWI PURNOMO
Kepala Dinsos P2KB Kota Pekalongan, Yos Rosidi. 

TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN - Pemkot Pekalongan terus berupaya untuk mengatasi kemiskinan ekstrem yang ada di Kota Batik.

Dalam upaya itu, pemerintah perlu bekerja sama seluruh pihak secara konvergensi, sinergi, dan integrasi.

Kepala Dinsos P2KB Kota Pekalongan Yos Rosidi mengatakan, untuk data kemiskinan di Kota Pekalongan pada 2020 sebesar 7,17 persen.

Lalu pada 2021 naik menjadi 7,59 persen karena adanya pandemi Covid-19.

Itu membuat perekonomian cenderung lesu, dan pada 2022 bisa turun lagi di angka 7 persen.

Baca juga: HGN ke-63, Dinkes Pekalongan dukasi Masyarakat Pemenuhan Gizi Balita dengan Prohe

"Meskipun turun, ternyata dari data percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem (P3KE) masih ada sekira 25.498 jiwa yang merupakan miskin ekstrem," kata Yos Rosidi kepada Tribunjateng.com, Jumat (10/2/2023).

Menurutnya, Pemerintah Pusat memberikan atensi khusus untuk menghapus kemiskinan ekstrem di seluruh wilayah Indonesia pada 2024.

"Hal ini sesuai amanat Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2022 tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem," ujarnya.

Yos mengungkapkan, oleh karena itu perlu diatasi bersama melalui Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Kota Pekalongan untuk mencari strategi yang tepat.

Baca juga: Saber AKI-AKB di Pekalongan Terus Dimasifkan

Pihaknya menyebutkan, minimal ada 2 strategi dalam mengatasi kemiskinan ekstrem.

Yaitu dengan meringankan beban warga miskin melalui bantuan sosial (bansos) maupun stimulus-stimulus lainnya seperti penanganan Anak Tidak Sekolah, bantuan perlengkapan dasar siswa kurang mampu, dan harlindung.

"Strategi kedua adalah bagaimana bisa menciptakan lapangan kerja, melalui peningkatan skill dan pemberdayaan masyarakat kurang mampu supaya mereka bisa berpenghasilan."

"Tentu ini menjadi salah satu strategi yang harus dikerjakan oleh semua stakeholder terkait," ungkapnya 

Harapannya, dengan begitu mudah-mudahan ekonomi segera membaik, iklim berusaha mendukung, secara mental masyarakat mau berlatih dan berusaha, tidak cepat putus asa dan tidak hanya menggantungkan usaha sektor formal.

"Sehingga mereka diharapkan mampu menjadi individu yang kreatif dan inovatif serta bisa mandiri," imbuhnya. (*)

Baca juga: Disperindagkop UKM Batang Buka Jasa Foto Produk UMKM Gratis Tiap Kamis, Dipromosikan Via Instagram

Baca juga: Saran Masukan Pimpinan DPRD Hasil Monitoring di MPP Kabupaten Semarang: Layanan Kurang Optimal

Baca juga: Wahyu Buka Suara, Penyebab Target Investasi Tak Tercapai Tahun Lalu di Batang, Tahun Ini Bagaimana?

Baca juga: SUPER KEREN, BUMDes Simase Pedawang Kudus Sulap Tanaman Nanas Jadi Beragam Olahan, Termasuk Daunnya

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved