Berita Kudus
Pemdes Jati Kulon Sulap Taman Mati jadi Pusat Pengembangan Usaha Kecil
Pemerintah Desa Jati Kulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus berhasil menyulap taman mati menjadi pusat pengembangan usaha kecil.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: Catur waskito Edy
Penataan kawasan mulai dikerjakan, meliputi gapura identitas di gerbang masuk, penataan dan pembangunan kios, fasilitas umum seperti toilet, dan juga aula terbuka sebagai tempat pertemuan warga.
Kehadiran pasar rakyat Cafe Celosia mengubah konsep taman menjadi pusat perdagangan masyarakat. Utamanya jual beli aneka macam kulineran.
Ada nasi tahu, penyetan, soto ayam, soto kerbau, SOP daging, sego pindang, angkringan, aneka sate-satean, dan beragam olahan kuliner lainnya.
Pasar rakyat Cafe Celosia dilaunching pada 31 Desember 2023. Di dalamnya bisa menampung 24 pelaku usaha kecil dengan syarat warga desa setempat.
"Pasar rakyat ini buka setiap hari, utamanya pagi sampai sore. Pemdes melakukan alihfungsi sebuah taman menjadi pusat perdagangan rakyat. Tujuannya untuk menambah perekonomian pedagang kecil di Desa Jati Kulon," tuturnya.
Produk usaha yang dijual-belikan di kawasan Cafe Celosia dibandrol dengan harga terjangkau cocok untuk kalangan masyarakat menengah ke bawah.
Selanjutnya akan dikembangkan dan dimajukan lagi oleh Bumdes Sumber Pangan Sejati, supaya perekonomian masyarakat kecil di Desa Jati Kulon tumbuh dan berputar cepat.
"Mudah-mudahan kuliner ini bisa tumbuh besar. Progresnya akan dikembangkan oleh Bumdes, termasuk di dalamnya Bumdes mengelola potensi sampah dan air," ujarnya.
Anggota DPRD Kudus, Rochim Sutopo menyampaikan, pengembangan usaha dari taman menjadi pasar desa bertujuan untuk menggerakkan perekonomian rakyat.
Karena itu, dalam pengembangannya dibantu dengan anggaran aspirasi dewan senilai Rp 800 juta disalurkan dalam dua tahap, yaitu pada 2021 dan 2022.
Saat ini, lanjut dia, pasar desa sudah mulai jalan. Lokasi Cafe Celosia juga bisa dimanfaatkan untuk kegiatan sosial, seperti senam sehat, pertemuan warga, dan beberapa kegiatan sosial lainnya.
"Saat ini pengelolaan pasar desa atau pasar rakyat ada pada RW, nantinya diserahkan ke Bumdes untuk dimajukan lagi," tuturnya.
Rochim menyebut, warga yang berdagang di pasar rakyat Cafe Celosia hanya membayar uang sewa kios Rp 1,5 juta per tahun.
Dana tersebut sebagai pendapatan desa yang nantinya digunakan untuk perawatan dan pengembangan pasar.
Setiap RW dari total 6 RW dijatah 3-4 kios yang bisa digunakan untuk berdagang warganya.
Pilu, 3 Warga Kudus Ditemukan Terpasung di Kamar Rumah, Alami Gangguan Kejiwaan Akut |
![]() |
---|
Curhat Putri Pencari Kerja di Job Fair UMK 2025, Gagal Berikan CV Meski Sudah Jajaki 10 Perusahaan |
![]() |
---|
Jerit Petani Tembakau di Kudus: Panen Melimpah, Jualnya Susah |
![]() |
---|
Tahun Ini Pemkab Kudus Bantu Perbaikan 32 Rumah Tidak Layak Huni |
![]() |
---|
Kudus Borong Penghargaan Lomba TMMD ke-125 Nasional, Ada Dandim, Wabup, dan Wartawan Tribun Jateng |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.