Berita Kudus
Pemdes Jati Kulon Sulap Taman Mati jadi Pusat Pengembangan Usaha Kecil
Pemerintah Desa Jati Kulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus berhasil menyulap taman mati menjadi pusat pengembangan usaha kecil.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Pemerintah Desa Jati Kulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus berhasil menyulap taman mati menjadi pusat pengembangan usaha kecil.
Sebuah lahan cukup luas milik Desa Jati Kulon terletak di wilayah RW 6 kini disulap menjadi pasar rakyat bernama Cafe Celosia.
Di dalamnya sudah ada 24 kios yang disediakan untuk warga Desa Jati Kulon untuk berdagang.
Mulai dari jenis dagangan kuliner, aneka minuman, jajanan pasar, dan beberapa jenis usaha lainnya.
Saat ini pengelolaan pasar rakyat Cafe Celosia diserahkan kepada RW 6, selanjutnya akan dikembangkan oleh Badan Usaha Milik Desa (Bundes) Jati Kulon.
Ketua RW 6 Desa Jati Kulon, Mas'ud mengatakan, pemanfaatan lahan milik desa tersebut sudah melalui beberapa tahapan pengembangan.
Pertama, Pemdes Jati Kulon merintis sebuah Taman Bunga Celosia yang dikonsep dengan menyuguhkan keasrian tanaman yang tumbuh subur. Serta warna-warni bunga celosia yang menjadi daya tarik bagi masyarakat.
Pengembangan Taman Bunga Celosia sempat berjalan dengan baik hingga viral, kemudian dikembangkan kembali menjadi agro wisata.
Di dalamnya dilengkapi beberapa tanaman buah seperti melon yang dibudidayakan oleh masyarakat sekitar.
Namun, agro wisata Taman Bunga Celosia berlangsung tidak lama. Tanaman-tanaman yang sebelumnya tumbuh subur menghiasi hamparan laham milik desa itu berangsur mati perlahan karena kurang perawatan.
Ditambah dampak covid-19 yang berlangsung kurang lebih dua tahun, sehingga taman tidak terurus.
"Awal pengembangan memanfaatkan sebagian lahan untuk ditanami Bunga Celosia. Saat itu sudah berhasil, tumbuh dengan baik. Kemudian tidak terurus dan mati," terangnya, Rabu (17/1/2024).
Lahan tersebut akhirnya tidak berfungsi kembali sepanjang pandemi covid-19 melanda.
Pemerintah Desa Jati Kulon mulai menata ulang pemanfaatan lahan mulai 2021 - 2023 secara bertahap.
Pihak desa menggandeng anggota DPRD Kabupaten Kudus untuk mendukung pengembangan sebuah pasar rakyat yang dikonsep semi modern dengan sebutan Cafe Celosia.
Penataan kawasan mulai dikerjakan, meliputi gapura identitas di gerbang masuk, penataan dan pembangunan kios, fasilitas umum seperti toilet, dan juga aula terbuka sebagai tempat pertemuan warga.
Kehadiran pasar rakyat Cafe Celosia mengubah konsep taman menjadi pusat perdagangan masyarakat. Utamanya jual beli aneka macam kulineran.
Ada nasi tahu, penyetan, soto ayam, soto kerbau, SOP daging, sego pindang, angkringan, aneka sate-satean, dan beragam olahan kuliner lainnya.
Pasar rakyat Cafe Celosia dilaunching pada 31 Desember 2023. Di dalamnya bisa menampung 24 pelaku usaha kecil dengan syarat warga desa setempat.
"Pasar rakyat ini buka setiap hari, utamanya pagi sampai sore. Pemdes melakukan alihfungsi sebuah taman menjadi pusat perdagangan rakyat. Tujuannya untuk menambah perekonomian pedagang kecil di Desa Jati Kulon," tuturnya.
Produk usaha yang dijual-belikan di kawasan Cafe Celosia dibandrol dengan harga terjangkau cocok untuk kalangan masyarakat menengah ke bawah.
Selanjutnya akan dikembangkan dan dimajukan lagi oleh Bumdes Sumber Pangan Sejati, supaya perekonomian masyarakat kecil di Desa Jati Kulon tumbuh dan berputar cepat.
"Mudah-mudahan kuliner ini bisa tumbuh besar. Progresnya akan dikembangkan oleh Bumdes, termasuk di dalamnya Bumdes mengelola potensi sampah dan air," ujarnya.
Anggota DPRD Kudus, Rochim Sutopo menyampaikan, pengembangan usaha dari taman menjadi pasar desa bertujuan untuk menggerakkan perekonomian rakyat.
Karena itu, dalam pengembangannya dibantu dengan anggaran aspirasi dewan senilai Rp 800 juta disalurkan dalam dua tahap, yaitu pada 2021 dan 2022.
Saat ini, lanjut dia, pasar desa sudah mulai jalan. Lokasi Cafe Celosia juga bisa dimanfaatkan untuk kegiatan sosial, seperti senam sehat, pertemuan warga, dan beberapa kegiatan sosial lainnya.
"Saat ini pengelolaan pasar desa atau pasar rakyat ada pada RW, nantinya diserahkan ke Bumdes untuk dimajukan lagi," tuturnya.
Rochim menyebut, warga yang berdagang di pasar rakyat Cafe Celosia hanya membayar uang sewa kios Rp 1,5 juta per tahun.
Dana tersebut sebagai pendapatan desa yang nantinya digunakan untuk perawatan dan pengembangan pasar.
Setiap RW dari total 6 RW dijatah 3-4 kios yang bisa digunakan untuk berdagang warganya.
"Rencananya nanti akan dibangun penambahan kios supaya suasana pasar semakin ramai," harapnya. (Sam)
Baca juga: Sepi Peminat, Formasi Disabilitas untuk PNS dan PPPK di Kabupaten Batang Akan Dievaluasi
Baca juga: Takut Dipecat, 4 Karyawan di Sidoarjo Nekat Teror Bos hingga Gagalkan Proses Recruitment
Baca juga: Jadwal dan Link Live Streaming Timnas Indonesia Vs Vietnam di Piala Asia 2023
Baca juga: Lirik Lagu No More Ma Boy Sistar19, Lengkap dengan Terjemahan Indonesia
Pilu, 3 Warga Kudus Ditemukan Terpasung di Kamar Rumah, Alami Gangguan Kejiwaan Akut |
![]() |
---|
Curhat Putri Pencari Kerja di Job Fair UMK 2025, Gagal Berikan CV Meski Sudah Jajaki 10 Perusahaan |
![]() |
---|
Jerit Petani Tembakau di Kudus: Panen Melimpah, Jualnya Susah |
![]() |
---|
Tahun Ini Pemkab Kudus Bantu Perbaikan 32 Rumah Tidak Layak Huni |
![]() |
---|
Kudus Borong Penghargaan Lomba TMMD ke-125 Nasional, Ada Dandim, Wabup, dan Wartawan Tribun Jateng |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.