Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pelajar Semarang Tewas Ditembak Polisi

Polisi Tembak Mati Pelajar Berprestasi SMK Semarang, Netizen: Nyawa Kau Ambil Karakternya Kau Bunuh

Kasus polisi tembak mati pelajar SMK N 4 Semarang berinisial GRO (17) menjadi trending topik di X

|
Editor: muslimah
Tribun Jateng/Rahdyan Trijoko Pamungkas
Karangan bunga memenuhi depan SMK 4 Semarang sebagai ucapan duka cita atas meninggalnya Gamma Rizkynata Oktafandy karena ditembak polisi. 

TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Kasus polisi tembak mati pelajar SMK N 4 Semarang berinisial GRO (17) menjadi trending topik di X.

Netizen meminta pihak kepolisian tidak menutupi kasus ini.

Netizen sangat yakin korban adalah anak baik terbukti dari kesaksian tetangga, teman hingga guru korban.

Mereka menyesalkan seorang pelajar langsung ditembak mati. 

"Nyawanya kau bunuh, lalu karakternya kau bunuh juga," tulis Milenial Kritis.

Baca juga: Polisi Tembak Pelajar SMK N 4 Semarang di Depan Alfamart, Rekaman CCTV Ungkap Fakta Ini

Bendera kuning di gang masuk rumah korban di Kembangarum, Semarang Barat, Kota Semarang, Senin (25/11/2024). Foto: Poster ucapakan duka dari teman-teman paskibra korban.
Bendera kuning di gang masuk rumah korban di Kembangarum, Semarang Barat, Kota Semarang, Senin (25/11/2024). Foto: Poster ucapakan duka dari teman-teman paskibra korban. (Iwan Arifianto)

Peristiwa penembakan GRO melibatkan pula dua korban lainnya yakni AD  (17) dan SA (16).

Ketiganya merupakan teman satu sekolah. GRO tercatat sebagai siswa kelas 11, jurusan teknik mesin , SA  kelas 11 jurusan teknik tenaga listrik dan AD kelas 12 jurusan teknik tenaga listrik.

Ketiganya dituding polisi masuk kelompok gangster. Namun tudingan itu dibantah oleh sejumlah warga tempat tinggal para korban.

Seperti bantahan dari ketua RT 4 RW 2 kelurahan Tugu, Aris Widarto.

Dia membantah SA yang merupakan warganya adalah anggota gangster. "Dia anggota gangster tidak benar," katanya, Selasa (26/11/2024).

Menurut dia, SA adalah anak baik. Aktif mengaji dan jarang keluar malam.

Dia juga aktif membantu orangtuanya berjualan kerupuk keliling. "Ayahnya sopir ibunya penjual kerupuk," bebernya.

Alibinya itu diperkuat oleh sikap SA di kampungnya yang tidak pernah terlibat kenakalan.

"Tidak pernah terlibat kenakalan di lingkungan sekitar," ungkapnya.

Hal yang sama diungkapkan warga di lingkungan tempat tinggal AD. Para warga heran AD malah disebut gangster.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved