Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pelajar Semarang Tewas Ditembak Polisi

Polisi Tembak Mati Pelajar Berprestasi SMK Semarang, Netizen: Nyawa Kau Ambil Karakternya Kau Bunuh

Kasus polisi tembak mati pelajar SMK N 4 Semarang berinisial GRO (17) menjadi trending topik di X

|
Editor: muslimah
Tribun Jateng/Rahdyan Trijoko Pamungkas
Karangan bunga memenuhi depan SMK 4 Semarang sebagai ucapan duka cita atas meninggalnya Gamma Rizkynata Oktafandy karena ditembak polisi. 

Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SMKN 4 Semarang, Agus Riswantini menuturkan, para siswanya yang kena luka tembak yakni GRO, A, dan S.

Ketiganya merupakan anggota Paskibraka SMKN 4 Semarang.

"Di sekolah mereka adalah anak-anaknya baik, secara akademis tidak pernah ada masalah," paparnya saat ditemui wartawan di SMKN 4 Semarang, Mugassari, Semarang Selatan.

Mereka pun pernah mengikuti lomba Pekan Olahraga dan Seni Mahasiswa, Pelajar, dan Taruna Akademi Kepolisian (Porsimaptar) 2024. Bahkan, sukses menyabet juara 3 bersama timnya.

"Juara lomba Porsimaptar Oktober 2024, lomba baris-berbaris," ungkapnya.

Dia bahkan memastikan para korban tak ada yang tergabung dalam anggota gangster atau kreak. Ketiganya disebut rajin dan giat mengikuti latihan tim Paskibraka yang padat. "Para korban dianggap sebagai kreak ya saya kaget," tuturnya.

Berdasarkan keterangan keluarga, kata dia, akibat insiden yang terjadi Minggu dini hari itu, GRO telah dimakamkan, sementara A telah kembali praktik industri, dan S sempat dirawat di rumah sakit.

A alami luka di dada, pihak sekolah tidak memahami luka itu akibat terluka atau peluru menyerempet. "Sudah dijahit, kurang tahu dibawa ke RS mana," ungkapnya.

Adapun S kena pelurunya di tangan. "Infonya dari keluarga sudah pulang dari RS Tugu, tapi keluarga masih nggak berkenan untuk didatangi," bebernya.

Hal senada dikatakan wali kelas G, Syaifudin. Selama menjadi wali kelas 11 teknik mesin SMKN 4 Semarang, korban diketahui merupakan sosok yang taat dan tak pernah melakukan pelanggaran.

"Mas GRO orangnya baik, ikut Paskibraka dari kelas 10 sampai kelas 11. Selama ini dia juga nggak ada tanda-tanda melakukan pelanggaran di sekolah," ucapnya.

Syaifudin mengaku sudak mencoba menghubungi pihak keluarga, tetapi dirinya belum sempat bertemu para keluarga. Ia pun masih belum mengetahui penyebab pasti meninggalnya G. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved