Tribunjateng Hari ini
Guru dan Teman Sekolah Kenang Korban Tewas dalam Kebakaran di Mlatibaru sebagai Anak yang Ceria
Muhammad Aditya (14), siswa kelas 7C SMP Kartiyoso Semarang, dikenal sebagai anak yang ceria dan santun.
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Muhammad Aditya (14), siswa kelas 7C SMP Kartiyoso Semarang, dikenal sebagai anak yang ceria dan santun.
Tak ada yang menyangka, sapaan ramah dan tawa ringannya di sekolah sehari sebelumnya menjadi kenangan terakhir bagi guru dan teman-temannya.
Aditya merupakan satu dari lima jenazah korban kebakaran maut yang melanda satu rumah di Jalan Pesanggrahan Raya Nomor 25/27, Kelurahan Mlatibaru, Kecamatan Semarang Timur, pada Jumat (25/7) dini hari.
Kepergiannya menyisakan duka mendalam di lingkungan sekolahnya.
“Anaknya baik sekali, sopan, santun. Dengan bapak-ibu guru selalu menghormati.
Kemarin (sebelum meninggal—Red) dia masih sempat datang ke sekolah dengan sangat ceria,” kenang Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMP Kartiyoso, Dyong Wahyuni, Sabtu (26/7).
Sebelumnya diberitakan, kebakaran hebat melanda sebuah rumah di Jalan Pesangrahan Raya Nomor 25/27 RT 06 RW 02, Kelurahan Mlatibaru, Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang, pada Jumat (25/7) dini hari.
Dua rumah terbakar, pada pukul 02.20, dan mengakibatkan lima orang meninggal dunia.
Kapolsek Semarang Timur, Iptu Andy Susanto menjelaskan, kelima korban tewas, yakni Aminah (65), Amalia (33), Muhamad Aditya (14), Kimora Azzalea Racmadi (4), dan Saidah (55).
Ceria
Dyong bercerita, Aditya bahkan sempat bersalaman hingga tiga kali dengan guru-gurunya pada hari terakhir ia hadir di sekolah.
“Kami juga heran, kok tumben dia salim sampai tiga kali.
Ceria sekali waktu itu,” ujar Dyong kepada Tribun Jateng.
Tiga hari sebelum musibah, pihak sekolah bahkan baru saja melakukan home visit ke rumah Aditya.
Saat itu, guru-guru hendak mencari tahu mengapa Aditya dan dua saudaranya sempat tidak masuk sekolah.
Hasil kunjungan cukup positif. Esok harinya, Aditya kembali ke sekolah seperti biasa, dengan semangat dan tawa.
Namun, kebahagiaan itu tidak bertahan lama.
“Tadi malam (Jumat malam—Red) kami dikabari oleh saudaranya lewat Whatsapp bahwa ada kabar duka.
Kami tidak menyangka sama sekali,” tutur Dyong.
Sebagai bentuk penghormatan, seluruh siswa kelas 7, 8, dan 9 beserta guru-guru SMP Kartiyoso datang ke rumah duka.
Kepala sekolah juga dijadwalkan menyusul.
“Anak-anak di kelasnya sangat kehilangan.
Apalagi teman sebangkunya.
Wali kelasnya, Bu Eliza, juga sangat terpukul,” ucapnya.
Anak Saidah
Sementara itu, anak korban Saidah, Hamdan, tak pernah menyangka kepulangannya ke rumah ibunya menjadi menjadi pertemuan terakhir tanpa tatap muka.
Saat api sudah melalap hampir seluruh bangunan rumah di kawasan Mlatibaru, pada Jumat dini hari, Hamdan hanya bisa berdiri terpaku. Badannya lemas, pikirannya kosong.
Hamdan mendapat kabar lewat Whatsapp (WA), pada Jumat pukul 03.00 pagi, dari tetangganya.
“Rumah Ibumu kebakaran,” pesan itu singkat, tapi menghantam psikisnya.
“Saya waktu itu sedang tidur di rumah istri saya di Tanggungrejo.
Dapat kabar dari tetangga, langsung saya meluncur ke sini,” tutur Hamdan, Sabtu.
Sesampai di lokasi, Hamdan hanya menemukan puing-puing rumah yang pernah menjadi tempat ia tumbuh besar.
Asap masih mengepul.
Beberapa mobil pemadam masih menyemprot sisa api, tapi semua sudah terlambat.
“Saya tidak bisa apa-apa.
Saya lemas, bingung.
Pas tahu ibu dan keluarga lain ada di dalam, saya cuma bisa pasrah,” katanya pelan.
Yang paling menyesakkan, ia bahkan tak bisa menatap wajah ibunya untuk kali terakhir.
“Saya tidak diizinkan melihat.
Katanya, kondisinya tidak memungkinkan.
Saya hanya bisa berdoa dalam hati, semoga ibu tenang,” ungkapnya.
Lima jenazah, termasuk ibu Hamdan, Saidah, dimakamkan di TPU Kedungmundu, pada Jumat itu juga selepas magrib.
Tangis keluarga dan teman-teman mengiringi prosesi pemakaman yang berlangsung penuh duka.
Bagi Hamdan, malam itu akan selalu menjadi luka yang sulit dilupakan.
Tidak hanya karena kehilangan keluarga, tetapi karena tak sempat mengucap perpisahan kepada sosok yang paling ia cintai. (rad)
Pendemo Bakar Bangunan Dekat Hotel Tempat Tecky Afifah Menginap di Nepal |
![]() |
---|
Martono Bangga Alumnus Unnes Jadi Wakil Menteri Koperasi |
![]() |
---|
Putri Sulung Farida sedang Ikuti Kelas Online saat Rumahnya Ambruk |
![]() |
---|
Robinson Ungkap Alasan Menembak Charlie Kirk: Sejujurnya, Aku Ingin Menyimpan Rahasia Ini |
![]() |
---|
Erick Thohir Digeser ke Kursi Menpora dalam Kocok Ulang Kabinet Jilid III |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.