Berita Kudus
Petani di Kudus Gunakan Drone Semprotkan Pupuk Cair hingga Pestisida, Dinilai Lebih Hemat
Ketersediaan tenaga buruh tani di wilayah Kabupaten Kudus disebut semakin langka. Kondisi itu dikeluhkan para petani lantaran menjadi kendala terhadap
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: m nur huda
Hawi menyebut, saat ini dirinya belum mampu membeli alat pendamping pertanian karena harga yang cukup mahal. Karena itu, dirinya menjalin kerjasama dengan perusahaan penyedia jasa pertanian untuk membantu pengolahan lahan.
Meski demikian, pihaknya juga tetap memberdayakan tenaga buruh tani untuk menjangkau hal-hal yang belum bisa dijangkau teknologi mesin.
Misalnya, pembuatan pematang sawah, hingga pemupukan dengan menggunakan pupuk non cair.
"Sistemnya kerjasama, bayarnya ketika panen. Rencana selain penyemprotan obat-obatan tanaman, pemupukannya pun nanti pakai teknologi mesin," tuturnya.
Field Officer Maxxi Tani Technology Kabupaten Kudus, Arif Rahmat menyampaikan, teknologi pendamping pertanian sudah masuk di Kabupaten Kudus dalam beberapa tahun terakhir.
Khusus di bidang drone pertanian sudah dikenalkan kepada petani Kudus dan sekitarnya dalam kurun waktu dua tahun terakhir.
Dia menyebut, musim tanam kali ini ada 45 hektare lahan di wilayah Kecamatan Mejobo, Undaan, Jati, dan Bae yang diperbantukan dengan teknologi mesin.
Di Kabupaten Kudus hampir tiap hari mengoperasikan drone penyemprot pupuk cair dan pestisida dengan target 5-6 hektare per hari.
Pihaknya mematok biaya jasa Rp 250.000 untuk sekali penyemprotan per hektare dengan kapasitas 22 liter sekali terbang. Biaya tersebut baru sebatas layanan jasa, belum termasuk pupuk, nutrisi, pestisida yang disemprotkan.
"Satu hektare biasanya kami menerbangkan drone 3-4 kali, tergantung jenis yang disemprotkan, kalau pestisida bisa empat kali. Kami juga melayani paket penyemprotan semusim dengan biaya Rp 2,3 juta - Rp 2,4 juta per musim," jelasnya.
Selain melayani jasa teknologi drone pertanian, pihaknya juga melayani jasa teknologi penanaman dan panen.
Arif juga menyiapkan tenaga khusus untuk mengecek kondisi tanaman. Supaya jenis obat-obatan pertanian yang digunakan sesuai dengan kondisi tanaman.
"Kami juga bisa melayani pembelian alat, namun harganya cukup mahal. Misalnya alat drone pertanian komplit dengan kisaran harga Rp 250 juta," ucapnya. (Sam)
| Pelayanan Kecamatan Dawe di Lereng Muria Disidak Komisi A DPRD Kudus |
|
|---|
| 38 Pejabat Eselon III, IV sampai Pejabat Administrator Dilantik di Pendopo Kudus |
|
|---|
| Disdikpora Kudus Alokasikan Rp190 Juta Perbaiki Atap Kelas SDN Terangmas |
|
|---|
| Masan Ketua DPRD Kudus: Jangan Sampai Ada Ruang Kelas Dikosongkan Karena Atap Mau Roboh |
|
|---|
| Gus Rozin Dorong Bupati Kudus Segera Terbitkan Perbup Pesantren |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.