Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

Ini Penyebab Tingginya Angka Kematian Kasus DBD di Kudus, 6 Bulan Ada 15 Pasien Meninggal

Dalam kurun waktu enam bulan terakhir, setiap bulan ada kasus DBD yang meninggal setelah menjalani perawatan di RSI Sunan Kudus.

Penulis: Saiful Ma sum | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/SAIFUL MA'SUM
BDB DI KUDUS - Tenaga kesehatan melayani pasien yang memenuhi ruang pendaftaran pasien rawat jalan di RSI Sunan Kudus, Selasa (15/4/2025). Data yang dihimpun, ada 15 kasus DBD meninggal sejak 6 bulan terakhir. 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Angka kasus meninggal pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) atau yang dikenal Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) di RSI Sunan Kudus dalam kurun waktu 6 bulan terakhir mencapai 15 kasus.

Angka ini dihitung dari 221 kasus DBD yang ditangani RSI Sunan Kudus sejak Oktober 2024 hingga Maret 2025.

Rinciannya, 28 kasus pada Oktober 2024 meninggal 1 kasus, 25 kasus pada November 2024 meninggal 4 kasus, 33 kasus pada Desember 2024 meninggal 2 kasus.

Baca juga: Hanif Dhakiri Dukung Usulan Bupati Kudus Terkait DBHCHT Rp1 Triliun: Tapi Perlu Perhitungan Matang

Baca juga: Bupati Kudus Sam’ani Ajukan Rp 1 Triliun ke Kementerian Keuangan

Sementara pada Januari 2025 terdapat 68 kasus dengan 4 kasus meninggal, Februari 34 kasus dengan 3 kasus meninggal dan Maret sebanyak 33 kasus dengan 1 kasus meninggal.

Direktur RSI Sunan Kudus, dr Ahmad Syaifuddin mengatakan, dalam kurun waktu enam bulan terakhir, setiap bulan ada kasus DBD yang meninggal setelah menjalani perawatan di RSI Sunan Kudus.

Namun, sebagian besar pasien DBD yang meninggal disertai penyakit lain. 

Seperti contoh mempunyai riwayat diabetes militus, stroke, gula darah, dan beberapa penyakit penyerta lainnya.

Selain itu, lanjut dia, dari jumlah kasus pasien DBD yang meninggal, tidak semuanya warga Kudus.

Beberapa di antaranya merupakan warga Jepara dan Demak yang kebetulan dirawat di RSI Sunan Kudus.

"Dari semua kasus DBD/DHF yang kami tangani, semuanya sudah kami laporkan ke Dinkes maupun Kemenkes."

"Yang jelas, itu kasus 6 bulan terakhir dan tidak semuanya warga Kudus," terangnya kepada Tribunjateng.com, Selasa (15/4/2025).

Manager Departemen Rawat Jalan RSI Sunan Kudus, dr Chusnul Mubarok menambahkan, dari jumlah kasus DBD meninggal mulai dari usia 3 tahun hingga usia dewasa.

Baca juga: 270 Calon Paskibraka Kudus Jajaki Seleksi Tahap Lanjut

Baca juga: Penerimaan Pabean dan Cukai di Kantor Bea Cukai Kudus Mencapai Rp 10,9 Triliun

Delapan kasus di antara 15 kasus DBD meninggal, merupakan pasien DBD dengan komorbid penyakit lainnya. 

Yaitu, pasien dengan usia dewasa hingga lansia di atas 60 tahun.

Namun beberapa kasus DBD meninggal juga dialami pasien anak-anak dengan usia di bawah 10 tahun.

"Kalau sepanjang 2025 hanya ada beberapa kasus."

"Total kasus DBD Januari - Maret 2025 ada 135 kasus, yang meninggal 8 kasus," tuturnya.

Menurut dr Chusnul, satu di antara faktor penyebab kasus DBD karena kondisi lingkungan tempat tinggal tidak bersih.

Juga kondisi cuaca yang tidak menentu, masyarakat kurang memperhatikan tempat-tempat yang disinyalir sebagai perantara nyamuk berkembang biak.

Terlebih kondisi cuaca saat ini tidak menentu, biasanya terjadi peningkatan kasus DBD dan infeksi saluran pernapasan.

Pihaknya mengajak masyarakat untuk meningkatkan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) disertai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

"Dengan kondisi cuaca seperti saat ini."

"Semua harus lebih waspada dengan ancaman penyakit."

"Tidak hanya DBD, juga kemungkinan penyakit lain yang bisa saja menyerang sewaktu-waktu."

"Contoh dalam penanganan DBD gencarkan lagi kegiatan 3M plus."

"Kadang yang tidak disadari, masih ada tempat genangan air bersih yang tidak disangka jadi sarang nyamuk."

"Untuk fogging masih efektif, namun harus diperhatikan penggunaannya," tutur dia. (*)

Baca juga: Nilai Investasi di Wonosobo Capai Rp700 Miliar, Lampaui Target 2024 Berkat Mudahnya Perizinan

Baca juga: Kisah Samsuri Warga Dusun Juragan Grobogan, Raup Cuan Jutaan Rupiah Hasil Bikin Koper Haji dan Umrah

Baca juga: 10 Jabatan Kades di Blora Masih Kosong Hingga Saat Ini, Ada yang Terjerat Kasus Korupsi

Baca juga: 13 Siswa SD Proyonanggan Batang Dilaporkan Muntah dan Diare Seusai Santap Menu Makan Bergizi Gratis

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved