Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Sosok Deni Rukmana, Sengaja Videokan Saat Ia Marahi Guru yang Tampar Anaknya Karena Melompat Pagar

Seorang wali murid memarahi guru SMPN 2 Jalancagak, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Rana Saputra.

Penulis: Val | Editor: rival al manaf
(Instagram/dedimulyadi17)
Video guru SMPN 2 JalanCagak, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Rana Saputra, saat dimarahi orang tua karena anaknya ditampar imbas manjat pagar untuk bolos. Ia lalu bertemu dengan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, Rabu (5/11/2025). (Instagram/dedimulyadi17) 

Pihak sekolah mengakui adanya kekeliruan dalam proses pendisiplinan dan menyebut peristiwa itu berawal dari kesalahpahaman.

Wakasek Sarana dan Prasarana SMPN 2 Jalancagak, Yaumi Basuki, menjelaskan, Rana awalnya berupaya mendisiplinkan ZR dan tujuh siswa lain yang kedapatan meloncat pagar sekolah untuk bolos.

"Kejadian kemarin itu sebenarnya bentuk kesalahpahaman antara orang tua siswa dan pihak sekolah," ujar Yaumi di SMPN 2 Jalancagak, Rabu.

"Kami ingin menegakkan kedisiplinan, tetapi kami juga tidak membenarkan adanya kekerasan fisik," imbuhnya.

Setelah kejadian, pihak sekolah melakukan mediasi dengan guru, orang tua ZR, dan pihak sekolah pada Selasa (4/11/2025).

"Kemarin sudah ada pertemuan, sudah saling memaafkan. Guru yang bersangkutan dan orangtua sudah saling menerima," ujar Yaumi.

Akan tetapi, usai mediasi dan dianggap selesai, pihak orang tua tetap memutuskan untuk menyebarkan kejadian tersebut di media sosial.

"Kami tidak bisa melarang, itu hak beliau. Tapi, pada hari Selasa, masalah sebenarnya sudah selesai dan sudah ada kata maaf," kata Yaumi.

Yaumi menyebut peristiwa pendisiplinan ini dilakukan terkait larangan meloncat pagar sekolah yang baru saja selesai dibangun.

"Pagar ini baru selesai dua minggu. Kami sudah wanti-wanti supaya dijaga. Tapi, beberapa siswa masih loncat pagar, termasuk ZR dan teman-temannya," ucapnya.

Pihak sekolah, kata Yaumi, khawatir pagar yang baru dibangun rusak kembali.

Sebab, sebelumnya bagian pagar sempat roboh karena ulah siswa dan cuaca.

Yaumi mengungkapkan, ada delapan siswa yang saat itu mendapat tindakan disiplin berupa tamparan ringan.

"Iya, delapan orang. Guru hanya menampar pelan. Itu dilakukan setelah upacara dan anak-anak belum bubar," kata Yaumi.

Akan tetapi, meskipun menyebut tindakan itu sebagai bentuk penegakan disiplin, pihak sekolah mengakui cara tersebut keliru.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved