Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

KBPW Kudus Pentas Keliling Kampung, Bantu Pemerintah Sosialisasikan Pencegahan Stunting

Kampung Budaya Piji Wetan Kudus melakukan tour kampung atau pentas keliling dalam rangka memberikan edukasi pencegahan stunting.

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: deni setiawan
KBPW KABUPATEN KUDUS
Salah satu adegan pentas teater yang ditampilkan KBPW di Dukuh Madu, Desa Cendono, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus pada Selasa (20/6/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Stunting atau tengkes yang terjadi anak balita hingga bayi di Indonesia menjadi satu permasalahan yang cukup kompleks.

Banyak faktor yang ditengarai menjadi penyebabnya.

Mulai dari kemiskinan, pola makan harian, kekurangan gizi, hingga kondisi tempat tinggal.

Di Kabupaten Kudus, bahkan di desa-desa yang terdata mempunyai kasus anak stunting cukup tinggi.

Pemerintah dan masyarakat pun saling berkolaborasi memberikan edukasi dan pencegahan "stunting" di desa.

Berbeda dari biasanya, edukasi mengenai bahaya stunting ini tidak dilakukan lewat sosialisasi atau seminar pada umumnya. 

Baca juga: KPU Kudus Tetapkan DPT Pemilu 2024 Sebanyak 624.666 Orang

Baca juga: Jembatan Lingkar Kencing Kudus Diperbaiki, Jalur Ditutup Empat Hari

Lewat FK Metra Kabupaten Kudus dan support dari Diskominfo Kabupaten Kudus, Kampung Budaya Piji Wetan melakukan tour kampung atau pentas keliling dalam rangka memberikan edukasi yang menghibur tentang pencegahan stunting alias tengkes.

Hal ini dilihat oleh para pegiat kebudayaan itu untuk menunjukkan bahwa seni juga dapat menjadi edukasi, pertunjukan, hiburan, hingga upaya kolaborasi yang mendidik sekaligus menghibur.

Seperti yang diinformasikan, pentas keliling bertajuk "Slamet Stunting" ini dilakukan ke tiga tempat.

Pertama di Dukuh Pranak Desa Lau pada Minggu (18/6/2023). 

Pentas kedua di Dukuh Madu, Cendono pada Selasa (20/6/2023) malam dan pentas ketiga di Dukuh Piji Wetan, Lau, Dawe pada Selasa (27/6/2023).

Ketua Kampung Budaya Piji Wetan (KBPW) Kabupaten Kudus, Muchammad Zaini menyebut, pentas naskah Slamet Stunting ini sengaja dibalut dalam pertunjukan rakyat dengan berbagai multidisiplin seni.

Pihaknya mengangkat tema-tema pertunjukan yang masih relevan dan dekat dengan kehidupan warga sekitar, kegiatan keseharian, kearifan lokal yang kemudian dipentaskan dalam pertunjukan yang menghibur.

"Pertunjukan ini memang basisnya kesenian rakyat, mulai dari tari, ketoprak dan performance art kami tampilkan ke warga sebagai hiburan yang mengedukasi," kata Zaini kepada Tribunjateng.com, Rabu (21/6/2023).

"Karena tour keliling, jadi kami juga menyesuaikan set lokasi, penontonnya dan pentasnya juga, yang intinya tetap menyampaikan kepada masyarakat tentang edukasi stunting, seni, budaya, dan nilai-nilai lokal yang dekat dengan kami," tambahnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved