Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Pati

Aksi Pemakzulan Bupati Sudewo Berlanjut, Kini Muncul Petisi Pati Bergerak, Berikut Isi Lengkapnya

Warga mendesak agar Pansus DPRD tidak berhenti sebatas formalitas, melainkan bekerja serius, independen, serta berpihak pada kepentingan rakyat.

Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: deni setiawan
Tribun Jateng.com/Mazka Hauzan Naufal
DIRIKAN POSKO PENGAWALAN - Aliansi Masyarakat Pati Bersatu mendirikan posko pengawalan Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket Pemakzulan Bupati Pati Sudewo di depan Gedung DPRD Pati, Senin (18/8/2025) petang. 

Lilin tersebut dinyalakan warga yang berkumpul di alun-alun.

Mulai dari sisi utara, tepatnya di seberang Posko Masyarakat Pati Bersatu di bawah videotron depan Kantor Bupati Pati.

Aksi tersebut seakan menular, memancing lebih banyak warga untuk ikut menyalakan lilin dan memasangnya di tepi bundaran alun-alun.

Ada pula yang menabur bunga mawar merah dan putih yang biasanya menjadi bunga taburan makam.

Untuk diketahui, beberapa waktu belakangan beredar di media sosial sebuah pamflet ajakan untuk melakukan aksi "Festival 1.000 Lilin" pada 20 Agustus 2025.

Dalam narasi pamflet digital tersebut, lokasi pemasangan lilin sebetulnya di trotoar depan Kantor Bupati Pati.

Namun saat aksi digelar, lilin dinyalakan di area bundaran alun-alun.

Dalam pamflet tersebut, dijelaskan pula bahwa aksi ini merupakan simbol peringatan tujuh hari Bupati Pati Sudewo "meninggalkan" Pendopo.

Kata "MENINGGAL" ditulis jelas menggunakan huruf kapital.

Adapun akhiran "-kan" ditulis dengan huruf kecil.

Sebagaimana diketahui, sejak didemo oleh puluhan ribu warga yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Pati Bersatu pada Rabu (13/8/2025), Bupati Pati Sudewo memang belum menampakkan diri ke publik.

Dia juga absen dalam beberapa agenda pemerintahan daerah.

Mewakilkan dirinya kepada Wakil Bupati Risma Ardhi Chandra dan Pj Sekda Riyoso.

Termasuk agenda rapat paripurna terkait Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) di Gedung DPRD Kabupaten Pati pada, Rabu (20/8/2025), Sudewo tidak hadir dan diwakili Pj Sekda.

Bahkan, pada upacara HUT ke-80 RI di Halaman Kantor Setda Kabupaten Pati, peran Sudewo sebagai inspektur upacara digantikan oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen.

Taj Yasin menyebut hadir karena diutus Gubernur Ahmad Luthfi untuk menggantikan Sudewo yang tengah sakit.

Aksi menyalakan lilin ini seolah menjadi gerakan bernuansa satire atau sindiran terhadap Sudewo yang "menghilang" setelah didemo warga.

Tidak diketahui siapa yang menjadi inisiator aksi ini.

Masyarakat Pati Bersatu pun tidak tahu-menahu.

Baca juga: FIX, Aksi 25 Agustus Lengserkan Bupati Pati Batal Digelar, Husein Singgung Ada Kepentingan Politik

Tidak Tahu Siapa Inisiatornya

Salah satu koordinator Posko Masyarakat Pati Bersatu, Hanif Wagirin mengatakan bahwa aksi menyalakan lilin ini bukan dikomandoi oleh pihaknya.

"Kami dari Masyarakat Pati Bersatu tidak tahu kalau ada aksi ini."

"Di pamflet yang tersebar pun tidak jelas siapa Korlap atau penanggungjawabnya."

"Saya tidak tahu apakah ada 'permainan' di balik ini."

"Mungkin juga memang spontanitas warga."

"Intinya aksi ini bukan dari Masyarakat Pati Bersatu," jelas Hanif.

Dia menduga, warga yang melihat pamflet di media sosial tergerak untuk datang ke alun-alun sambil membawa lilin.

Kemudian warga lain yang melihat terpancing sehingga semakin banyak yang menyalakan lilin di alun-alun.

"Kalau di pamflet yang tersebar di medsos, dikatakan bahwa aksi ini dilakukan untuk memperingati tujuh hari Bupati meninggalkan pendopo."

"Tapi pamflet itu bukan dari kami," terang Hanif.

Menurut dia, hal ini mengindikasikan bahwa banyak warga yang penasaran dengan hasil akhir dari gejolak terkait pemakzulan Bupati Pati Sudewo.

"Mereka sepertinya penasaran dengan hasil kasus ini."

"Maksudnya, entah bupati dimakzulkan atau tidak, mereka penasaran dengan hasil akhirnya."

"Tapi saya tidak bisa berkomentar banyak karena ini bukan aksi dari kami."

"Yang jelas, selama tidak anarkis dan tujuannya baik, kami mendukung," tandas Hanif.

Nur Zulaikah, warga Wedarijaksa ini datang dan ikut menyalakan lilin di alun-alun setelah melihat informasi tentang kegiatan ini di media sosial.

Dia datang bersama suami dan teman-temannya untuk meramaikan "Festival 1.000 Lilin" ini.

Namun, berbeda dari tujuan kegiatan yang dinarasikan dalam pamflet, Nur tidak punya tendensi spesifik untuk menyindir Bupati.

Dia menganggap pemasangan lilin-lilin ini sebagai simbol doa agar Pati senantiasa damai.

"Semoga masyarakat Pati semakin damai dan lebih baik lagi."

"Pokoknya Pati cinta damai."

"Semoga Pati cepat pulih seperti semula, damai dan baik-baik saja."

"Itu doa saya untuk Pati," ucap dia. 

POSKO DONASI - Anggota Aliansi Masyarakat Pati Bersatu berjaga di posko donasi depan Kantor Bupati Pati, Rabu (20/8/2025) pagi. Mereka kembali mendirikan posko donasi untuk mendukung rencana aksi ke Gedung KPK di Jakarta.
POSKO DONASI - Anggota Aliansi Masyarakat Pati Bersatu berjaga di posko donasi depan Kantor Bupati Pati, Rabu (20/8/2025) pagi. Mereka kembali mendirikan posko donasi untuk mendukung rencana aksi ke Gedung KPK di Jakarta. (Tribun Jateng/Mazka Hauzan Naufal)

Baca juga: Aksi 25 Agustus 2025 Batal Digelar? Ahmad Husein Klaim Berdamai dengan Bupati Pati Sudewo

Rencana Gelar Aksi 2 September di Jakarta

Sementara itu, Aliansi Masyarakat Pati Bersatu berencana menggelar aksi di Gedung KPK Jakarta, pada Selasa (2/9/2025) dan Rabu (3/9/2025).

Keberangkatan mereka ke Jakarta adalah untuk mendesak KPK segera menetapkan Bupati Pati Sudewo sebagai tersangka dalam kasus suap terkait proyek Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA).

Hal itu dikatakan koordinator, Teguh Istiyanto kepada TribunJateng.com, Selasa (19/8/2025) malam.

Demi menyukseskan rencana aksi tersebut, Teguh dan kawan-kawan kembali mendirikan posko donasi.

Posko donasi tersebut sebelumnya didirikan di depan gerbang sebelah selatan Gedung DPRD Kabupaten Pati.

Namun karena dinilai mengganggu arus lalu-lintas, posko tersebut dipindahkan ke depan Kantor Bupati Pati, di bawah videotron kawasan Alun-alun Pati.

Mereka memasang spanduk bertuliskan “Penggalangan Donasi Rp5.000”.

Dijelaskan pula bahwa Aliansi menerima donasi berupa uang maupun fasilitas armada transportasi untuk berangkat ke Jakarta.

Sebuah kotak kaca sudah diletakkan di meja posko.

Di dalamnya terdapat beberapa lembar uang dalam berbagai pecahan.

Adapun rencana waktu keberangkatan ke Gedung KPK ialah pada Minggu (31/8/2025).

“Rencana kami berangkat ke Jakarta akhir Agustus."

"Kami mendorong KPK untuk bisa segera meningkatkan status Sudewo sebagai tersangka dalam kasus suap DJKA,” kata Teguh Istiyanto.

Namun demikian, lanjut dia, pihaknya tetap menghormati proses hukum.

Dia yakin, kebenaran akan terungkap dalam proses ini.

Teguh menambahkan, warga yang berkumpul di Aliansi berkumpul atas inisiatif dan panggilan hati masing-masing.

Tidak ada cukong atau pemodal yang mengorkestrasi aksi ini.

“Kami tidak punya pemodal atau promotor."

"Kami bergerak sendiri dari hati."

"Jadi mengenai masalah kami buka donasi."

"Itu karena kami sadar diri tidak punya apa-apa, maka kami minta dukungan."

"Donasi ini untuk biaya transportasi rencana aksi ke KPK,” jelas dia.

Bendahara Aliansi, Mulyati mengatakan bahwa pihaknya akan mempublikasikan catatan keuangan terkait program donasi ini.

Laporan keuangan itu akan terus diperbarui setiap hari demi transparansi dan pertanggungjawaban kepada publik.

“Terkait donasi, mutasi rekening kami punya."

"Kami akan bertanggung jawab dan transparan."

"Sumbangan yang masuk ke rekening Teguh Istiyanto dan Botok (Supriyono-red.) aman."

"Nanti kami pasang whiteboard, tiap hari dapat berapa, kami akan terbuka."

"Namun, donasi yang sebelumnya diberikan atas nama Ahmad Husein, kami tidak bertanggung jawab sama sekali,” tegas dia.

Sebagaimana diketahui pada Selasa (19/8/2025), Ahmad Husein yang sebelumnya dikenal sebagai inisiator Aliansi Masyarakat Pati Bersatu menyatakan undur diri dari pergerakan melengserkan Sudewo.

Dia mengaku sudah berdamai dengan Bupati Sudewo karena seluruh aspirasinya sudah diakomodasi.

Husein bahkan menuding teman-temannya di Aliansi sudah tidak murni lagi pergerakannya, melainkan sudah ditunggangi kepentingan politik tertentu. (*)

Baca juga: Jurnalis Asal Grobogan Dibacok OTK, Ada Kaitannya Liputan Demo Petani Tanggungharjo?

Baca juga: Kasus Stunting Masih Tinggi, PR Serius Pemkab Banyumas Tahun Ini

Baca juga: Duh, 2 Provider Milik BUMN di Batang Belum Urus Izin, DPRD: Tak Berikan Contoh Baik

Baca juga: DPRD Kudus Launching Aplikasi DI TIK TOK, H Masan: Upaya Benahi Tata Kelola Kearsipan

 

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved